Monday, April 2, 2012

Something Rempong

1. Buat Puisi
Ceritanya waktu itu satu kelas disuruh buat puisi sama guru Bahasa Indonesia. Temanya bebas. Waktu hari H aku lupa buat puisinya. Sebenarnya semalam ingat. Tapi karna malas dan pikiran sangat blank… Anda pasti tahu apa selanjutnya -_-
Pagi-pagi di sekolah aku panik. Nanyak in satu satu siapa yang belum buat puisi. Dan ternyata banyak yang udah buat. Panik berubah jadi oyong. Belakangan diketahui panik melakukan suntik silikon di bagian jempol kaki. Krik.
Aku langsung pergi ke warnet, nyari puisi. Dapat! Aku bersyukur. Tukang warnetnya juga bersyukur… bersyukur karna aku mau bayar.
Nyampe di kelas, Guru udah datang dan korban-korban udah pada maju. Sampe akhirnya...
“Maria..”
Aku merinding. Seketika berharap ada opung-opung ngadain acara resepsi di kelas ini. Diikuti tari tarian tor tor dua hari dua malam. Kita semua disawer. Dan akhirnya aku pakai uang sawer itu untuk lari ke negara lain dan hidup bahagia disana. Waw. Tapi teringatnya…. Ngapai opung-opung buat acara resepsi di kelas?!!!
Oke gaada waktu lagi untuk memikirkan opung opung itu. Aku berdiri. Maju membawa kertas print-an berharga gopek.
“Bunuh aja aku! Bunuh aja aku wee!!” dalam hati.
“Tahukah kau?” ku baca judulnya mantap. “Aku tak tahu…..”
“Tunggu, Maria. Karya siapa itu?” Ibu menyela disaat saat kemantapan ku.
Senyap.
Mampus aku panik setengah waras. Rasanya mau pura-pura pingsan aja didepan.
“Bilang aja karyamu,” Marcek bisik bisik.
“Aaaa.. eeemm.. internet buk,” Aku baik dan jujur. Ada kelegaan setelah mengatakan itu. Kelegaan seperti abis pup.
“Duduk kau.” Rasanya kembali sesak pup.
Dua hari berikutnya pembacaan puisi dilanjutkan karena memang masih ada sebagian yang belum maju, termasuk aku. Disini aku enggak panik men. Udah siap. Dan karya sendiri. Judulnya aku buat “PUISI”.
“Maria..”
Aku gak berhayal lagi. Aku maju tanpa dituntun. Aku bukan opung-opung yang renta. Aku kuat jalan sendiri. Krik.
“Puisi.. karya Maria Virgita Sihaloho,” suaraku keren, agak ngebass.
Berat..
Penat..
Pikiran terasa terikat
Mau menulis apa?
Puisi.. Akal ini sudah tak bekerja
Harus dimulai dari mana?
Ya, miris..
Aku ini bukanlah manusia yang puitis
Aku juga tidak kritis
Inikah yang namanya tragis?
Kucoba bertanya pada manusia, tak ada jawabnya
Aku bertanya pada langit tua, langit tak mendengar
Ah, tidak! Teringat lagu Peterpan
Hah! Kembali pikiranku menyeret
Haruskah ku ambil lagi dari internet?
Tidak, aku tidak mau jatuh dikesalahan yang sama
Aku pasti bisa!
Kukerahkan seluruh akal pikiran dan jiwa raga
Ku rangkai kembali kata-kata tak bermakna
Hingga..
Makasih Tuhan, akhirnya selesai juga.
“Prok prok!!!” Orang-orang bertepuk tangan dengan keras. Ada yang nangis sambil push up. Ada yang menjerit jerit manggil nama opungku. Ya enggaklah, kenal aja enggak. Tunggu, aku lupa nama opungku -_-
Sebenarnya mau muntah bacanya. Gelik -_-
Tapi bagus lah. Puisi yang rempong ini dapat sambutan yang cukup meriah. Thanks ya.

2. Kucing melahirkan Beranak.
Waktu itu ada kucing yang sering datang ke rumahku. Dia ku kasi nama Catty Belang. Walaupun uda bisa ditebak, tapi aku mau ngasi tahu kalau bulunya belang belang.
Dia lagi hamil bunting tua. Perutnya besar. Kayak ada kipas angin di dalamnya. Kenapa ku bilang kipas angin? Kenapa enggak ban mobil truk? Ya karna disini lagi panas. Aku cuma mikiri kipas angin. Entahapa.
Suatu siang aku liat dia mondar mandir di dalam rumah. Aku gaada mikir apa-apa. Yang ku pikir mungkin dia lagi olahraga khusus kucing bunting.
Enggak lama, aku masuk ke kamarku. Lemari bajuku goyang-goyang. Pintunya juga. Aku jarang ngunci lemari baju. Tadinya ku kira ada gempa lokal. Ternyata pas ku buka... TUNGIIIIIIIRRR!! Dia melahirkan beranak di atas baju. Baju warna putih jadi merah. Sial! Tapi untung anaknya belum keluar. Langsung saja ku bawa dia ke klinik bersalin terdekat. Yak KARDUS INDOMIE!
Aku panik. Dia panik. Mamakku masak di dapur.
Rempong. Baru kali ini aku liat kucing beranak. Aku cuma bisa diam diluar kardus, ga berani liat lebih lanjut. Aku jadi merasa kayak suami yang lagi nunggu istrinya melahirkan. Tunggu, kenapa jadi aku yang panik. Seharusnya si Summer Brahmono, kucing jantan yang juga sering singgah ke rumah. Belakangan aku sering liat Catty ngedate sama Summer. Catty hamil bunting diluar nikah dan ini pasti ulah Summer. Kalau gak salah waktu itu adekku main mainin lampu teras. Gelap terang gelap terang. Mungkin itu membuat Catty dan Summer dugem di teras. Hingga akhirnya Catty mabuk karena terlalu banyak minum dan terjadilah hal yang tidak mereka inginkan. Ya! Pasti gitu!! Sekarang Summer pasti lagi mencewekbetina dengan kucing lain. Summer “playcat”. Aku merasa cerdas setelah mampu menguak teka teki kehamilan kebuntingan Catty.
Bagaimana ini? Naluri kedukunberanakan mulai timbul. Mau aja sebenarnya bilang, “Buk tarik napas buk! Huu haa huu haa. Sikit lagi buk. Ngeden buk, ngeden.” Tapi dia pasti enggak ngerti. Yang ada nanti aku keliatan kayak nenek nenek kelaparan yang udah gak makan selama 9 hari.
Atau bagaimana kalau pas anaknya keluar, aku bilang, “Ciluuk baaa!!!” Ya, sudah pasti anaknya ketakutan dan masuk kembali ke perut mamaknya. Lagian ga ada gunanya -_-
Baiklah, setelah sekian lama menunggu tanpa melakukan apapun, akhirnya anak-anak Catty lahir. Kembar tiga. Oh men, AKU JADI TANTE!

3. Emmmm
Yang ini paling rempong. Sanking rempongnya, aku bingung mau buat judul apa. Aku pun gatau ini namanya kejadian apa. Bagaimana kalau “lupa”, atau “amnesia”, atau “amnesia ringan”, atau “lupa sekaligus amnesia”, atau “amnesia ringan dengan ekstrak setengah lupa”, atau “lupa lupaan dengan amnesia seberat termos”, atau “lupa akut dengan taburan amnesia diatasnya”, atau “pipis di celana”? Aah lupakan.
Entah cemana ceritanya dulu aku sering salah ambil barang.
Misalnya aja waktu mau minum. Dengan santai dan longor aku ngambil piring. Bisa dibayangkan bagaimana bedanya piring dan gelas. Dan aku baru sadar waktu piringnya mau aku isi air. Benar saja tingkat kecerdasan langsung turun 80%. Ralat, cerdas juga enggak -_- Maksudnya tingkat kelongoran naik 80%.
Waktu selesai mandi juga. Seharusnya aku meletakkan kain kotor di ember, tapi yang sebenarnya terjadi adalah aku meletakkan kain kotor di TEMPAT SAMPAH.

-MV-